SEMARANG, beritajateng.tv – Dinas Peternakan Kesehatan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jawa Tengah menyebut kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) mengalami peningkatan. Dalam sehari, sapi yang terjangkit PMK bahkan bertambah 388 ekor.
Berdasarkan data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) hingga 6 Januari 2025 pukul 23.59, ada 2.026 sapi terkena PMK. Wilayah dengan kasus tertinggi berada di Kabupaten Blora.
Data ini terungkap oleh Plt Kepala Disnakkeswan Jawa Tengah, Ign. Hariyanta Nugraha, saat beritajateng.tv hubungi via WhatsApp, Selasa, 7 Januari 2025.
“Kalau kita bandingkan dengan hari kemarin tanggal 5 Januari 2025 memang ada peningkatan kasus 388 ekor pada tanggal 6 Januari 2024. Dengan posisi ini ada 25 ekor yang sembuh, 12 ekor yang dipotong, 52 ekor mati, sisa kasus yang terlaporkan ini 1.937 ekor sapi yang tersuspek PMK,” ungkap Hariyanta.
Ia menyebut sebanyak 2.026 sapi yang terkena PMK ini tersebar di 21 kabupaten/kota, 165 kecamatan, dan 398 desa/kelurahan.
BACA JUGA: Awal Tahun 2025, PMK Merebak di 25 Daerah Jawa Tengah Ini, Ratusan Hewan Terpapar
Kasus terbanyak ada di daerah Jateng yang dekat Jawa Timur
Wilayah dengan kasus PMK tertinggi ialah Blora, dengan jumlah 300 hingga 400 sapi suspek PMK. Berlanjut Pati, Sragen, dan Wonogiri dengan rentang 200 hingga 300 kasus.
Berlanjut dengan Grobogan dan Batang dengan rentang kasus 100 hingga 200 sapi terkena PMK. Sementara daerah lain, kata Hariyanta, kasusnya di bawah 100 ekor.
“Wilayahnya itu kebetulan ke wilayah di perbatasan dengan Jawa Timur, yang tertinggi itu di Blora kemudian Wonogiri, Sragen kemudian di Pati, ini kasus-kasusnya yang cukup tinggi,” jelas dia.
Hariyanta beberkan penyebab peningkatan sapi PMK, terputusnya vaksin jadi alasan
Lebih lanjut, Hariyanta mengaku peningkatan kasus PMK ini lantaran terputusnya vaksinasi di tiga bulan terakhir tahun 2024.