Sehingga, lanjut dia, sapi yang belum vaksin dan vaksinnya belum utuh rentan terkena PMK. Tak hanya itu, di pasar hewan juga rentan terjadi penyebaran virus. Alasannya, lalu lintas hewan berasal dari beberapa wilayah, bahkan luar provinsi.
“Di tahun 2024 yang kemarin itu sempat terputus vaksinasinya agak tersendat di tiga bulan terakhir atau empat bulan terakhir itu memang terkendala karena memang sudah tidak adanya biaya operasional dari Kementerian Pertanian,” jelas dia.
BACA JUGA: Wabah PMK Merebak di Jawa Tengah, Kasus Tembus 1.638 Ekor, 47 Sapi Mati
Disnakkeswan Jawa Tengah terus berupaya melakukan penanganan dengan melakukan vaksinasi.
Selain itu, pihaknya juga menurunkan tim investigasi. Tugasnya, melakukan penelitian terhadap dugaan kasus PMK yang petugas lapangan laporkan.
Hariyanta juga melakukan sosialisasi dan edukasi kepada peternak, terkait penyakit yang bisa menyerang hewan.
“Berdasarkan kasus-kasus tersebut pada tanggal 29 Desember kemarin kami mendapatkan alokasi vaksin walaupun tidak banyak 8.750 dosis dan sudah kita alokasikan di beberapa kabupaten utamanya yang kemarin itu daerah perbatasan dengan Jawa Timur,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi