BLORA (beritajateng.tv) – Zainul Mustakim (20) seorang remaja asal Banjarejo, Blora diduga menjadi korban penganiayaan hingga koma oleh sejumlah orang pada Jumat (21/4/2023) malam.
Dugaan penganiayaan hingga koma dilakukan oleh sejumlah orang dan melibatkan anak kepala desa itu terjadi tepat di malam lebaran di sebuah kafe – karaoke Blora.
Kasus dugaan penganiayaan hingga koma terhadap Zainul Mustakim ini akhirnya dilaporkan oleh pihak keluarga ke Polres Blora pada Senin (23/4/2023) malam.
Sungguh malang nasibnya, ia yang berniat untuk melerai perkelahian antar kelompok pemuda, malah menjadi korban pengeroyokan dan penganiayaan hingga koma oleh kelompok pemuda tersebut.
Zainul Mustakim mengalami luka berat di kepala dan hingga saat ini belum sadarkan diri. Korban dilarikan di rumah sakit Sultan Agung Semarang.
YK salah satu saksi menceritakan kronologi kejadian. Ia mengatakan peristiwa tersebut berawal pada Jumat (21/4/2023) sekitar pukul 23.00 WIB di sebuah kafe karaoke, wilayah Kecamatan Banjarejo, Blora.
“Saya dan korban waktu itu sedang di sebuah klub hiburan malam, terus ada sekelompok orang dari dua desa mau tawur. Saya dan korban karena kenal dengan Candra, salah satu yang mau tawur memisah, ” ujar YK.
Lanjut YK, karena Candra hanya orang tiga musuhnya banyak Candra telpon ke temannya. Kemudian datanglah sekitar 15 – 20 orang itu. “Saya dan korban disuruh pergi takutnya kena dikeroyok, namun sebelum pergi tiba-tiba ada yang memukul dari belakang dan korban dikeroyok,” kata YK.
Usai mengeroyok korban, Candra dan temannya meninggalkan korban tergeletak di halaman kafe karaoke.
Menurutnya kondisi korban waktu itu mengalami luka parah di bagian kepala, kaki dan wajah hingga tak sadarkan diri. Ia lalu membopongnya disebuah rumah kosong.
Setelah peristiwa tersebut, korban dibawa ke RSUD Blora untuk mendapatkan perawatan di IGD. Tetapi, karena luka parah yang ada di kepalanya, korban selanjutnya dibawa ke rumah sakit swasta di Semarang.
Candra merupakan anak Kepala Desa Kebonrejo, Kecamatan Banjarejo tersebut dapat dilerai oleh korban.
Akan tetapi, anak Kades tersebut malah menelepon teman-temannya dan sekitar 30 menit mereka datang ke kafe tersebut.
Namun, 20 warga Desa Sumberejo yang sempat terlibat cekcok dengan anak kades itu sudah pergi meninggalkan lokasi.