Kedua, bendungan ini mampu mengairi Daerah Irigasi Jlantah seluas 1.494 hektare, termasuk 806 hektare irigasi eksisting dan 688 hektare irigasi baru.
Manfaat lainnya, bendungan ini dapat mengurangi risiko banjir hingga 70,33 meter kubik per detik, atau 51,26 persen dari debit banjir 50 tahun sekali.
Selain itu, bendungan ini berpotensi menghasilkan listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 megawatt. Selain itu, juga menawarkan potensi pariwisata bagi masyarakat setempat.
BACA JUGA: Jaga Ketahanan Pangan Nasional, Wamentan Sudaryono: Akan Cetak Sawah 3 Juta Hektare
Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal SDA, Adenan Rasyid, menambahkan, bendungan ini akan memperkuat ketahanan pangan dan air di Jawa Tengah.
“Bendungan berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional dan ketahanan pangan,” jelasnya.
Di samping Bendungan Jlantah, Kementerian PU saat ini juga membangun Bendungan Bener di Purworejo dan Bendungan Jragung di Semarang.
Kehadiran bendungan-bendungan ini akan melengkapi jaringan bendungan di Jawa Tengah untuk mendukung pembangunan wilayah secara berkelanjutan. (*)