Sementara ketela pohon bisa terolah menjadi tepung mocaf dan masih banyak lagi jenis olahan ketela pohon.
“Program penanaman berbagai jenis tanaman pangan pengganti beras ini, akan kami optimalkan pada masa musim penghujan kali ini,” tambah Ngesti.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Lerep, Sumaryadi menambahkan, program penanaman berbagai tanaman pengganti beras ini sangat sesuai dengan lahan di desanya sumber pengairannya terbatas.
Sehingga bisa ada pola penanaman tumpang sari di sela tanaman buah-buahan. Sebelumnya kelompok tani yang ada di Desa Lerep ini sudah mengembangkan tumpang sari.
“Bahkan program ini juga memiliki potensi untuk ditanam pada lahan- lahan miring tanpa irigasi di Desa Lerep. Yang saat ini luasnya mencapai 40 hektare lebih,” tegasnya.
BACA JUGA: Rayakan HUT ke-52 dengan Sederhana, PDIP Jateng Potong Tumpeng di Panti Marhaen, Bambang Pacul Ungkap Maknanya
Terlebih, lanjut Sumaryadi, selama ini warganya juga telah mengembangkan berbagai olahan bahan pangan non beras. Seperti ketela pohon, jagung dan lainnya.
Berbagai jenis makanan olahan ketela pohon tersebut dapat dijumpai pada setiap ‘pasar jajanan ndeso’, di kawasan embung Sebligo, Lerep dan menjadi unggulan Desa Wisata Lerep.
“Salah satu yang paling populer adalah krowodan udan angin. Yang merupakan jenis olahan yang dahulu sering di buat pada saat paceklik akibat musim hujan besar dan tanaman banyak yang tidak bisa panen,” jelasnya. (*)
Editor: Farah Nazila