Scroll Untuk Baca Artikel
Gaya Hidup

Efek Budaya dalam Serial Gadis Kretek, Anak Muda Tak Lagi Malu Tampil Bersanggul

×

Efek Budaya dalam Serial Gadis Kretek, Anak Muda Tak Lagi Malu Tampil Bersanggul

Sebarkan artikel ini
anak muda gadis kretek
Sejumlah anak muda saat tampil menggunakan kebaya dan sanggul seperti serial Gadis Kretek. (Fadia Haris Nur Salsabila/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Beberapa waktu yang lalu, serial keluaran Netflix berjudul Gadis Kretek menyedot perhatian masyarakat luas. Bahkan, serial tersebut sempat menempati urutan Top 10 global series Netflix di seluruh dunia.

Pemerhati budaya dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, R. Ay. Febri Hapsari Dipokusumo menyambut baik munculnya sosok pameran utama yang bernama Jeng Yah dalam serial Gadis Kretek.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Pada konteks budaya, kata Febri, satu hal yang menarik dalam serial tersebut adalah sosok Jeng Yah yang selalu memakai kebaya janggan. Selain itu, Jeng Yah juga merias rambutnya dengan gaya sanggul simpel.

Menurut Febri, munculnya serial itu telah menginspirasi anak-anak muda untuk kembali mengenal sanggul. Apalagi, ternyata sanggul yang Jeng Yah kenalkan itu bukanlah sanggul pakem khas Jawa.

BACA JUGA: Puji Dukungan Pemerintah Terhadap Film Indonesia, Mandy Marahimin: Siapa pun Presidennya, Semoga Support Tetap Berjalan

“Ternyata namanya sanggul itu ada banyak macemnya, tidak harus sanggul Jawa pakem. Dalam keseharian misalnya, Gadis Kretek kan sanggulnya sangat modern dan anak muda banget,” katanya kepada beritajateng.tv.

Febri juga menggarisbawahi peran serial yang sempat viral tersebut dalam menginspirasi penggunaan kebaya janggan. Kebaya janggan sendiri merupakan salah satu kebaya tradisional Indonesia yang mulai terlupakan.

Tinggalkan Balasan