BACA JUGA: Cerita Suratman Pemilik Rental di Jepara Ngaku Was-was Sewakan Mobil Usai Peristiwa di Pati
Seperti namanya, kos campur eksklusif itu menyediakan fasilitas mewah seperti AC Daikin 1 PK, double bed, kamar mandi, hingga smart TV, dengan luas kamar yang tergolong cukup besar untuk indekos, yaitu 4 x 4 meter.
Meskipun tergolong kos campur, namun kos eksklusif itu cukup ketat dalam mengatur lawan jenis yang berkunjung. Tamu lawan jenis hanya boleh masuk kamar jika pintu terbuka dan tidak diperkenankan untuk menginap.
“Harganya Rp2 juta sudah listrik. Kamar kos ini cuma boleh satu orang saja, kalau tamu lawan jenis sebenernya gak boleh. Cuma kalau pintunya dibuka ya gak apa-apa, tapi ada jam kunjungannya,” ujar penjaga kos.
Meski putra/putri, ada celah indekos dekat kampus jadi kos bebas
Kos-kosan bebas tak hanya menarik minat pekerja, namun juga mahasiswa. Ramai di media sosial yang menyebutkan bahwa area Gondang, Tembalang dekat Universitas Diponegoro (Undip) menjadi kawasan favorit mereka si pencari kos bebas.
Jalan Gondang Raya tak begitu jauh dari Undip; untuk menempuhnhya hanya perlu 5 menit menggunakan sepeda motor.
Fakta menarik yang kami temui, meskipun indekos di Gondang dikelompokkan putra dan putri, masih ada celah untuk membuat indekos itu menjadi kos bebas.
BACA JUGA: Dari Beda Agama hingga Belum Siap Mental, Ini Alasan Anak Muda Semarang Enggan Menikah di Usia Muda
Saat kami mendatangi salah satu indekos putra di area Gondang, seorang yang berjualan di depan indekos itu mengaku kerap melihat perempuan keluar masuk ke dalam kos. Terlebih, kami tak melihat adanya penjaga ataupun pemilik kos yang berjaga di sana.
“Setahu saya itu kos cowok, ya, tapi teman perempuannya sering keluar-masuk. Dari kos itu saya lihat, sepertinya pemilik kos tidak tinggal di sana,” ungkap penjual yang tengah mempersiapkan jualannya di depan indekos putra tersebut.
Cerita penyewa indekos bebas, anggap penggrebekan melanggar privasi
Sementara itu, kami pun mewawancari salah satu penyewa kos bebas di Kota Semarang. Faris (nama samaran) mengaku sejak kuliah di salah satu kampus di Kota Semarang, ia tak pernah mencari hunian lain selain kos bebas.
Saat ini, Faris (28) menempati kos bebas di daerah Gayamsari dengan biaya Rp850 ribu per bulannya. Adapun fasilitas yang ia dapatkan adalah kasur, lemari, hingga AC.
Alasannya menempati kos tersebut tak lain ialah mencari kebebasan itu sendiri, salah satunya membawa lawan jenis masuk ke dalam kamar.
Faris mengaku, pemilik kos tak tinggal di indekos yang ia tempati. Hal itu pula yang membuat geraknya cukup bebas di indekos tersebut.
BACA JUGA: Viral Marriage is Scary, Ini Arti Konsep Open Marriage yang Lagi Tren di TikTok
“Bebas, tapi harus sopan. Intinya gak membuat ribut, gak membuat masalahlah,” ungkapnya kepada beritajateng.tv.
Meskipun bebas, Faris menyebut tak pernah ada penggrebekan di indekos yang ia tempati. Menariknya, Faris pun menyoroti aksi penggrebekan yang kerap terjadi di kos bebas.
“Menurutku penggrebekan itu sudah menyentuh ranah privasi. Kenapa harus grebek kalau kita tidak membuat onar?” sambung Faris.
Faris mengaku nyaman dengan kos-kosan bebas yang ia tempati saat ini. Alasannya, meskipun bebas, tetangga kosnya tak mencampuri urusan pribadinya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi