Sehingga, pihaknya terus mengedukasi, utamanya dalam mengonsumsi makanan selain beras sebagai sumber karbohidrat.
“Sebenarnya sumber karbo itu tidak cuma beras, ada jagung talas, sagu, gandum, pisang, itu bisa jadi karbohidrat,” terangnya.
BACA JUGA: Hadapi Ancaman Krisis Pangan, DPRD Jateng Dorong Grand Design Pertanian
Fokus Komisi B DPRD Jateng, dalam halnya sebagai yang memprakarsai Raperda ini, ialah membuat masyarakat mulai menaruh minat pada pangan lokal.
Mita menyinggung penganekaragaman pangan ini penerapannya lebih sulit di masyarakat perkotaan ketimbang daerah, khususnya dataran tinggi.
“Kalau di Boyolali itu daerahnya masih banyak dataran tinggi, jadi masyarakat itu sumber karbohidratnya jagung. Justru yang sulit itu masyarakat kota,” ucap Mita.
Lantaran, lanjut Mita, masyarakat khususnya anak-anak sudah cukup akrab dengan makanan impor.
“Justru di perkotaan itu perlu ada penyampaian tentang diversifikasi pangan dan sumber daya lokal. Saya kira kalau di Kota Semarang itu sudah mulai memperkenalkan anak-anaknya untuk membawa makanan tradisional di hari tertentu, dan itu bagus,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi