Namun jika tidak segera ada penanganan, bukan tidak mungkin level stres semakin bertambah.
“Solusinya release stress-nya, healing, kembali ke posisi awal, berkomunikasi dengan orang lain, ubah mindsetnya,” imbuhnya.
Caleg stres karena overestimate dan tidak melihat realitas
Lebih lanjut, Probo menyebut jika tidak semua caleg gagal kemudian mengalami stres. Masih ada caleg yang berbesar hati dan legowo menerima kekalahan.
Menurut Probo, caleg-caleg yang overestimate atau menilai terlalu tinggi pada dirinya sendiri lah yang lebih berpotensi mengalami stres. Apalagi jika kemudian caleg tersebut mengorbankan banyak hal.
“Ada yang gagal tapi tenang-tenang saja. Menyadari memang belum rejekinya, suaranya cuma sekian karena ada yang lebih baik, nomor urut sekian, it is okay, itu caleg rasional,” ucapnya.
BACA JUGA: PDIP Tolak Sirekap, Gibran: Kalau Ada Kecurangan Laporkan Saja, Ada Jalurnya
Probo tak menampik, ketika mengharapkan sesuatu dan itu tidak tercapai pasti seseorang akan merasa kecewa. Yang terpenting, bagaimana dan berapa lama waktu yang diperlukan dalam mengelola kekecewaan.
“Semakin harapan kita tinggi jatuhnya semakin sakit, apalagi telah banyak yang dikorbankan,” tandasnya.(*)
Editor: Farah Nazila