Meteorolog memprediksi hujan dengan intensitas meningkat akan turun di sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagian kecil wilayah Papua.
BMKG menilai fenomena ini merupakan bagian dari dinamika atmosfer yang tengah aktif di kawasan tropis Indonesia.
Fenomena Atmosfer Global Dorong Pembentukan Awan Hujan
Di sisi lain, BMKG menjelaskan bahwa nilai Dipole Mode Index (DMI) saat ini berada pada angka negatif -1,39.
Kondisi tersebut menunjukkan adanya peningkatan pasokan uap air dari Samudra Hindia menuju Indonesia bagian barat, sehingga memperkuat potensi terbentuknya awan hujan.
Selain itu, dua fenomena atmosfer utama turut berpengaruh, yakni Gelombang Rossby Ekuator dan Gelombang Kelvin.
Gelombang Rossby yang bergerak ke arah barat diperkirakan aktif di wilayah Sumatra, Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kedua sistem ini menyebabkan perlambatan dan pertemuan angin di atmosfer (konvergensi dan konfluensi) yang dapat memperkuat pembentukan awan hujan.
Masyarakat Harus Waspada Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi
Dengan memperhatikan kondisi atmosfer tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan.
Selain itu, BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk terus memantau pembaruan informasi cuaca harian dan peringatan dini.
Langkah ini penting agar masyarakat dapat mengantisipasi perubahan cuaca yang bisa terjadi secara cepat dan tidak terduga.(*)