“Hai orang tua kami, kami tidak mau anak cucu kami, cicit kami kelak akan mencatat sejarah orang tuanya, kakeknya, mencla-mencle. Hanya karena apa? Jabatan. Hanya karena apa? Uang. Maaf, maaf,” tambahnya.
Selepas deklarasi, wartawan menanyai Ganjar siapa saja jenderal yang ia maksud. Ia menyebut nama Luhut, Wiranto, dan Agum Gumelar.
“Oh kalau saya lihat, ada Pak Wiranto, ada Pak Agum, terakhir Pak Luhut,” kata Ganjar.
“Kalau tidak salah menyampaikan dukungannya dan beliau-beliau ada rekamannya menyampaikan itu, meskipun hak politiknya saya hormati, tapi apakah ketiga beliau itu akan mengoreksi omongan yang pernah dilakukan dulu? Beliau itu akan mengoreksi omongan yang pernah dilakukan dulu? Kalau jawabannya ya, silakan dikoreksi dengan alasannya. Tapi kalau tidak orang pasti akan melihat yang lain,” tandas Ganjar.
Sebagai informasi, Prabowo dipecat sebagai anggota TNI pada tahun 1998 terkait kasus penculikan aktivis pro-demokrasi atas rekomendasi dari Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang dibentuk oleh Panglima ABRI saat itu, Jenderal Wiranto. Dua anggota DKP tersebut adalah Letjen Agum Gumelar dan Letjen SBY.
Menjelang Pilpres 2019, Agum Gumelar mengungkapkan rekomendasi pemecatan Prabowo dari TNI. Video diskusi tersebut kembali viral menjelang Pemilu 2024 ini. (*)