SEMARANG, beritajateng.tv – Warga sejumlah desa di lereng gunung Merbabu, wilayah Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dibuat resah oleh kawanan kera ekor panjang yang turun ke lahan pertanian dan pemukiman.
Selain merusak berbagai tanaman sayuran, beberapa kawanan kera ekor panjang tersebut juga berani menjarah berbagai buah- buahan dan sayuran di pekarangan rumah warga.
Terlebih, kawanan primata liar ini juga tidak takut lagi dengan upaya-upaya yang warga lakukan dalam menjaga dan menyelamatkan berbagai tanaman sayuran yang ada di ladang dan pekarangan mereka.
Ketua Masyarakat Peduli Api (MPA) Pandhu Kopeng, Agus Surolawe mengungkapkan, kawanan kera ekor panjang ini habitatnya ada di dalam hutan kawasan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb).
Kemungkinan, sumber-sumber makanan primata yang ada di dalam kawasan hutan BTNGMb sudah tidak tersedia lagi. Terlebih populasi kera ekor panjang yang terus bertambah.
“Sehingga koloni kera liar ini keluar dari kawasan hutan. Dan (kera) turun ke lahan pertanian dan pekarangan milik warga,” ungkapnya, di Kopeng, Kecamatan Getasan, Rabu 28 Mei 2025.
BACA JUGA: Kasus Keracunan Massal Klaten, Ada Temuan Bakteri E Coli di Dalam Air
Ia menyebut, dampak serangan kawanan kera ekor panjang sudah para petani alami. Terutama petani yang ada di sejumlah dusun di wilayah Desa Tajuk serta di Desa Kopeng.
Kerusakan yang terparah terjadi di Dusun Pulihan. Karena berbagai jenis tanaman sayuran yang siap panen, habis di konsumsi kawanan binatang tersebut yang keluar dari kawasan hutan tersebut. Sama halnya dengan tanaman kubis (kol), wortel dan beberapa jenis umbi-umbian.
Bahkan tidak hanya tanaman sayuran, tanaman tembakau yang sudah mulai petani tanam pun tak luput dari sasaran. “Kalau tanaman tembakau tidak dimakan, tetapi dirusak,” jelasnya.
Di lingkungan Dusun Kopeng, lanjut Surolawe, kawanan kera ekor panjang dari hutan Tuk Songo juga mulai menjarah berbagai tanaman yang ada dj pekarangan rumah warga.
Umumnya kawanan kera liar ini menyasar buah jipang (labu siam) dan buah- buahan yang ada di pekarangan warga. Bahkan primata ini juga tidak takut lagi meski beberapa kali terkena halauan.
Atas kondisi ini, warga dan para petani berharap pemangku kebijakan segera mengambil tindakan. Hal ini agar serangan kawanan kera ekor panjang tidak merugikan petani.