Scroll Untuk Baca Artikel
Nasional

Hari Buruh Sedunia, Inilah 3 Aktivis Buruh Indonesia, Salah Satunya Marsinah

×

Hari Buruh Sedunia, Inilah 3 Aktivis Buruh Indonesia, Salah Satunya Marsinah

Sebarkan artikel ini
Aktivis Buruh | Kota Mudik
Ilustrasi pekerja. (Foto: Freepik)

SEMARANG, beritajateng.tv – Setiap tanggal 1 Mei selalu menjadi peringatan Hari Buruh atau May Day. Di Indonesia, Hari Buruh selalu identik dengan protes aktivis buruh dari berbagai daerah untuk menyuarakan hak-hak yang belum terpenuhi dengan baik. Selain itu, hak-hak yang masih pemerintah perjuangkan hingga hari ini.

Pada tahun 1918, serikat pekerja Kung Tang Hwee merayakan Hari Buruh mengikuti gagasan sosialis Belanda Adolf Baars, yang mengkritik harga sewa tanah pekerja terlalu rendah untuk perkebunan.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Kemudian, pada tahun 1948, para pekerja diizinkan berhenti bekerja setiap tanggal 1 Mei sesuai dengan Undang-Undang (UU) No. 12 Tahun 1948. Hari Buruh selalu menjadi momen untuk merenung dan memetik pelajaran berharga dari kerja dan perjuangan setiap orang.

Kini pemerintah perlahan mulai melihat hak-hak para pekerja. Di masa lalu, banyak aktivis serikat pekerja Indonesia yang merasa sangat sulit untuk menuntut hak-hak buruh kepada pemerintah.

Berikut aktivitas pejuang hak buruh.

1. Marsinah

Marsinah, lahir pada 10 April 1969 di Nglundo, Jawa Timur. Ia adalah seorang aktivis dan pekerja pabrik di PT. Catur Surya Putra (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Marsinah sangat membela hak-hak pekerja. Salah satu keaktifannya yakni menghadiri pertemuan membahas rencana demonstrasi.

Terdiri dari 15 perwakilan karyawan yang melakukan negosiasi dengan perusahaan.

Kemudian, tanpa Marsinah, sebanyak 13 buruh yang dianggap menghasut aksi dibawa ke Kodim Sidoarjo (Kodim) untuk memaksa mereka keluar dari CPS.

Tinggalkan Balasan