“Kami hanya meneruskan penegasan dari tausiah MUI Pusat. Jadi, ini bukan fatwa baru, hanya hasil rangkuman diskusi,” jelas Fadlolan.
Ia juga menekankan pentingnya umat Islam mengikuti syariat dalam menentukan pilihan politik.
BACA JUGA: Songsong Pemilu 2024, MUI Jateng Tegaskan Amplop Serangan Fajar Haram Hukumnya
“Sebagai muslim, kita wajib taat pada aturan agama, sama seperti penganut agama lain yang mematuhi ajaran mereka,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umum MUI Jateng, Ahmad Darodji, membantah ikut menandatangani salinan tersebut. Ia menganggap isi surat itu kurang bijaksana dan berpotensi menimbulkan situasi tidak kondusif.
“Saya tidak tanda tangan. Tidak bijaksana dan menyebabkan tidak kondusif. Yang menerbitkan di MUI Pusat juga bukan komisi fatwa,” tegas Darodji. (*)