“Kita ingin agar kota ini netral karbon pada 2045, kita punya peta jalannya, bagaimana kita mewujudkan perencanaan yang bagus, yang sudah mendapat apresiasi masyarakat internasional, tapi itu tentu jadi tantangan tersendiri,” katanya.
Selain menjadi kota dengan index kebahagiaan tertinggi di dunia dan netral karbon, kota yang mengklaim prinsip aksesibilitas ini juga ingin menjadi tempat yang bisa memenuhi seluruh kebutuhan penghuninya.
Mulai dari kepentingan bisnis, pendidikan, hingga panggung hiburan akan tersedia di kota yang terletak di Kalimantan Timur tersebut.
Untuk mencapai seluruh target tersebut, Bambang mengungkapkan sebanyak 13 badan organisasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hingga World Wide Fund for Nature (WWF) telah pihaknya ajak kerja sama.
BACA JUGA: Undip Semarang Beri Gelar Profesor Kehormatan kepada Bambang Susantono
“Kota ini harus bisa jadi rumah bagi semua orang, yang punya kepentingan-kepentingan bisnis, besar atau kecil sampai UMKM bisa melakukan kegiatan bisnisnya, mereka yang ingin melakukan riset bisa melakukan risetnya, dan mereka ingin menjadi artis ada panggungnya,” tandasnya.(*)
Editor: Farah Nazila