Sehingga nantinya akan berputar secara otomatis sesuai dengan pengaturan waktu yang telah di atur.
“Kemarin ada juga yang nanya, patungnya kok menghadap sana, terus kok ke sini. Ya, kan memang muter patungnya. Itu pakai sensor timer. Nanti, kami tambahi sorot lampu juga biar tidak gelap,” bebernya.
Terkait dengan progres, lanjut Pipie, saat ini sebenarnya patung tersebut sudah jadi, hanya tinggal melakukan proses finishing sedikit guna menyesuaikan masukan dari masyarakat.
“Sudah jadi patungnya, hanya tinggal finishing. Rencana peresmian tahun ini oleh Bu Walikota,” ucapnya.
Pembangunan patung penari ini juga memiliki alasan tersendiri. Pipie mengatakan, patung ini sengaja di bangun untuk mengabadikan budaya yang di miliki masyarakat Kota Semarang, yakni Gambang dan Penari Semarang.
“Sementara ini mungkin masyarakat, netizen, belum ngerti sebenarnya pemkot bangun ini kenapa sih?” kata Pipie.
Yang jelas, Pipie mengatakan bahwa Pemkot Semarang membangun patung tersebut sebagai ikon. Untuk mengabadikan kebudayaan yang milik masyarakat Kota Semarang sehingga bisa di wariskan kepada generasi penerus.
“Kota Semarang punya sebuah budaya yang itu harus di gemakan, yakni Gambang Semarang sama Penari Semarang. Untuk mengabadikan budaya agar generasi setelah kita paham ada budaya seperti itu,” katanya.
Patung Penari tersebut sebelumnya sempat ramai di media sosial karena patung setinggi sembilan meter itu di sebut menyeramkan tampilannya. Apalagi dengan desain bisa berputar sehingga bisa berubah arah. (*)
Editor: Elly Amaliyah