“Seneng banget alhamdulillah, masya allah. Harapannya semoga ke depan bisa jadi lebih baik, hapus tato ini jadi momen memperbaiki diri,” ujar Aida.
Warga Semarang ini rasakan kedamaian saat belajar Al-Quran
Layaknya Aida, Nugroho, juga memiliki kisah unik. Koordinator di Mualaf Center Semarang itu dulunya memiliki perjalanan hidup yang cukup rumit.
Lahir dan tumbuh sebagai Nasrani taat, bahkan pernah bersekolah di Seminari dan menjadi calon pastor, Nugroho malah menemukan kedamaian hidup saat belajar Al-Qur’an.
“Saya sampai sekarang masih suka dicari orang gereja, tapi Alhamdulillah saya udah mantap di sini,” katanya.
BACA JUGA: Buka Donasi Buat Bangun Masjid, YouTuber Korea Mualaf Daud Kim Malah Tuai Kecaman Netizen
Setelah perjalanan panjang nan penuh lika-liku, Nugroho mengucapkan dua kalimat syahadat pertamanya di Mualaf Center Semarang pada lima bulan yang lalu. Saat ini, ia memegang layanan ambulance di Mualaf Center Semarang. Ia juga ikut membantu dalam program hapus tato gratis.
“Tato masa lalu itu bukan penghalang untuk masa depan yang lebih baik, jadi dengan program hapus tato ini bisa jadi pertanda perbaikan diri,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila
Respon (2)