SEMARANG, beritajateng.tv – Banyak anak muda di Indonesia yang kini enggan bercocok tanam. Alasannya beragam, mulai dari bau, kotor, hingga tidak menjanjikan.
Namun, lain soal bagi Bona Sakina Larasati. Siswi kelas 9 di SMPN 39 Semarang itu bahkan menyandang gelar Duta Remaja Tani.
Semua berawal saat siswa berusia 14 tahun itu bergabung dengan komunitas siswa Adiwiyata di SMPN 39 Semarang, yakni Kalingga atau Kader Lingkungan Generasi Adiwiyata.
Laras, sapaan akrabnya, yang tergabung dalam divisi pengelolaan sampah kemudian mesti mencari ide inovasi untuk mengelola sampah. Hingga akhirnya, ia pun berhasil meracik eco enzyme untuk pengelolaan sampah.
BACA JUGA: Video Petani Pundenrejo, Pati Geruduk BPN, Tuntut Tanah Nenek Moyang Kembali
“Akhirnya eco enzyme-nya berhasil dan setiap ada acara-acara, misal pameran di balaikota, ada Hari Sampah Nasional, itu eco enyzme ikut kami bawa, kami sosialisasikan: ‘Ini loh produk SMPN 39 [Semarang],’” ucapnya saat beritajateng.tv temui, Rabu, 17 Juli 2024.
Dari ide inovasi itu, Laras kemudian terpilih menjadi satu dari delapan kader Duta Remaja Tani di SMPN 39 Semarang. Uniknya, Laras ternyata mengaku tak begitu suka bertani. Terutama bersentuhan dengan tanah langsung.
Menurutnya, ia tak begitu suka bertani apalagi bersentuhan langsung dengan tanah karena kotor. Meski begitu, Laras punya cara sendiri dalam bertani.
“Kalau nanam sendiri kena tanah aku enggak terlalu suka. Jadi walau udah jadi Duta Remaja Tani, tapi enggak otomatis suka bertani. Kalau aku lebih suka bagian merawatnya, kayak nyiram [tanaman] gitu,” kekehnya.
Terbiasa merawat tanaman, bertani bukan hal baru bagi Laras
Sebenarnya, bertani bukanlah hal baru bagi Laras. Di rumah, sang nenek memang hobi menanam tanaman seperti anggrek, bougenville, dan lain sebagainya.