SEMARANG, beritajateng.tv – Beberapa bulan terakhir, terjadi sejumlah pergantian Pj Bupati/Walikota di Provinsi Jawa Tengah. Pada 20 November lalu, Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, melantik Awaluddin Muuri sebagai Pj Bupati Cilacap menggantikan Yunita Dyah Suminar.
Tak hanya itu, Pj Bupati Brebes yang semula dijabat Urip Sihabudin serta Pj Walikota Salatiga yang awalnya dijabat Sinoeng N Rachmadi pun masuk dalam daftar penggantian. Nana Sudjana resmi melantik Yasip Khasani sebagai Pj Walikota Salatiga dan Iwanuddin Iskandar sebagai Pj Bupati Brebes.
Sebagai informasi, ketiga mantan Pj Bupati/Walikota itu kedapatan menghadiri pertemuan yang PDI Perjuangan gelar di Hotel Padma Semarang pada 15 Agustus 2023 lalu. Alasan pemberhentian ketiga Pj Bupati/Walikota itu pun masih simpang siur. Tak sedikit yang menduga alasan pemberhentian tersebut berkaitan dengan netralitas.
Pengamat politik Universitas Diponegoro, Wahid Abdulrahman, tak menampik alasan penggantian Pj Bupati/Walikota itu merupakan hal yang sifatnya politis. Kendati demikian, secara normatif, Wahid menyampaikan alasan netralitas tetap menjadi yang utama mengapa terjadi penggantian tersebut.
“Dalam hal normatif, arahan Presiden adalah semua kepala daerah itu harus netral, jangan sampai Pj Bupati/Walikota itu punya tendensi keberpihakan pada salah satu partai,” ujar Wahid, Sabtu, 16 Desember 2023.
Tentang kedekatan Pj Bupati/Walikota dengan PDI Perjuangan
Menurut Wahid, instrumen penguasa dalam hal ini eksekutif, kerap menjadi sandaran partai untuk mendongkrak elektabilitas partai ataupun calon presiden. Dalam konteks ini, lanjut Wahid, kedekatan Pj Bupati/Walikota itu dengan PDI Perjuangan bisa jadi menghambat proses pemenangan paslon lainnya.
“Ketika ada tendensi arah ke sana, itu tidak hanya membahayakan netralitas, tetapi membahayakan bagi kepentingan Presiden. Misalnya, berkaitan dengan pasangan yang secara nyata didukung oleh pemerintah, misalnya paslon Prabowo-Gibran, ini tampaknya ada aroma ke sanalah,” terangnya.
Tentunya, dalam kaca mata Wahid, pergantian Pj Bupati/Walikota itu tak terlepas begitu saja dari hal yang berbau politis. Terlebih, Jawa Tengah masih menjadi kunci dalam memenangkan kontestasi Pilpres 2024.
“Kita harus melihat ini dalam konteks politik, karena tahun ini tahun politik, tensinya semakin tinggi. Sementara kalau kita melihat peta politik, Jawa Tengah itu memang selama ini dalam hal Pileg maupun Pilpres, itu basisnya PDI Perjuangan,” kata Wahid.
Sementara di waktu yang sama, tutur Wahid, saat ini secara jelas terlihat pecahnya kubu Jokowi dan PDI Perjuangan.
“Kita melihat adanya perbedaan antara Presiden dan PDIP, sementara ceruk pemilih di Jateng itu sangat besar. Itu yang saya kira memengaruhi berbagai dinamika, termasuk salah satunya pemilihan dan pemberhentian Pj Bupati,” tegas Wahid.
BACA JUGA: Keluhkan ASN Jateng Viral, Nana Sudjana Lantik dan Arahkan Pj Bupati Karanganyar Tegakkan Netralitas
Masifnya pergantian Pj Bupati / Walikota di Jateng, keinginan Presiden singkirkan ‘kaki tangan’ Ganjar?
Ketiga tokoh tersebut, baik Sinoeng, Urip Sihabudin, maupun Yunita menempati jabatan strategis saat Ganjar masih menjadi Gubernur Jawa Tengah. Urip Sihabudin menjabat sebagai Sekretaris DPRD Jateng. Sementara Sinoeng kini kembali menjabat Kepala Disporapar Jateng.