“Data BPS menunjukkan setelah 45 persen ekspor Jawa Tengah ke Amerika, urutan tujuan ekspor langsung jegleg (anjlok), kalau tidak salah di angka 18 atau 16 persen itu ke Jepang,” katanya.
Dengan potensi besar di pasar Eropa, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan mendorong para pelaku industri untuk meningkatkan penetrasi pasar di kawasan tersebut.
“Eropa masih menjadi bagian dari para pelaku usaha bagaimana pangsa pasarnya ke sana. Jadi kami juga melihat data dari Eropa,” jelasnya.
Penanaman modal asing tetap stabil
Meskipun terdapat tantangan pada ekspor, Sakina memastikan bahwa kegiatan penanaman modal asing (PMA), termasuk dari perusahaan-perusahaan berbasis di Amerika, masih berjalan normal. Tidak ada penurunan signifikan dalam aktivitas investasi di sektor ekspor.
“Masih tetap berjalan. Perusahaan-perusahaan dari Amerika yang berorientasi ekspor ke AS masih aktif, terutama yang bergerak di sektor alas kaki dan garmen di wilayah Brebes, Jepara, Pemalang, Kendal, Salatiga, Pati, Boyolali, dan Pekalongan,” pungkasnya.
BACA JUGA: Jawa Tengah Terancam Kena Imbas Tarif Impor Trump, DPMPTSP: 41 Persen Ekspor Nonmigas ke AS
Sakina juga telah mengungkapkan bahwa realisasi investasi di Provinsi Jateng secara kumulatif sepanjang tahun 2025 sudah terkumpul Rp45,58 triliun dari PMA dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Lima negara yang mencatatkan realisasi investasi tertinggi ialah Singapura dengan Rp 5,87 triliun. Kemudian R.R Tiongkok Rp 5,42 triliun, lalu Hongkong Rp 4,46 triliun, Korea Selatan Rp 3,39 triliun, dan Samoa Barat Rp 0,83 triliun. (*)
Editor: Farah Nazila