“Tentu mereka telah memiliki penguasaan panggung dan adaptasi kemampuan capres lainnya. Maka, pada debat mendatang, sangatlah penting para capres ini menguasai semua materi tema meliputi pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik. Tampaknya Prabowo menguasai bidang itu, tapi juga tak menutup kemungkinan terserang lawan yang mengkritik kinerjanya dalam bidang tersebut.”
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin ini berharap, agar debat nanti berisi adu gagasan, program riil dan penguasaan materi, sehingga jauh dari kesan saling menjatuhkan.
“Selain itu, harus menghindari kesalahan sekecil apapun, baik komunikasi verbal, pilihan diksi dan narasi maupun gesture-nya,” kata Firdaus.
Sementara itu, Founder Makara Strategic Insight (MSI Research) Andre Priyanto, berharap agar ajang debat ini tidak hanya berhenti sebagai tontonan masyarakat. Menurutnya, siapa pun presiden terpilih nanti, seharusnya mampu menjelaskan masalah yang sedang negara hadapi dan solusinya kepada masyarakat.
BACA JUGA: Terbukti Aniaya Relawan Ganjar-Mahfud, Ini 6 Oknum Prada TNI yang Resmi Jadi Tersangka
Terkait pengungsi Rohingya, misalnya. Menurut Andre, kegelisahan warga atas kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh tak perlu terjadi, jika pemerintah mampu menjelaskan dengan baik.
Ia juga berpendapat bahwa pemerintah dan warga Indonesia seharusnya tak perlu takut dengan kedatangan pengungsi Rohingya. Sebab, menurutnya Indonesia bukanlah tujuan akhir para pengungsi tersebut. (*)
Editor: Farah Nazila