Scroll Untuk Baca Artikel
Politik

Jokowi Intervensi Debat Pilpres, Pengamat Politik Ungkap Faktor Kekhawatiran Melejitnya Ganjar dan Anies

×

Jokowi Intervensi Debat Pilpres, Pengamat Politik Ungkap Faktor Kekhawatiran Melejitnya Ganjar dan Anies

Sebarkan artikel ini
ganjar nasional | Ganjar Azan | PKB PDIP | Prabowo-Gibran PDI Perjuangan | Jokowi PDI Perjuangan | Jokowi Debat | Ganjar-Mahfud | Presiden Jokowi | Ganjar Jateng
Pengamat politik sekaligus dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro (Undip), Wahid Abdulrahman. (Foto: Dok. Pribadi)

SEMARANG, beritajateng.tv – Presiden RI Joko Widodo yang ikut berkomentar pasca debat Pilpres ketiga pada Minggu, 7 Januari 2024 lalu menuai sorotan. Pengamat politik menilai, ada situasi mendesak yang menyebabkan Jokowi harus turun tangan untuk melakukan intervensi debat Pilpres.

Pengamat Politik Universitas Diponegoro, Wahid Abdulrahman, mengungkap, situasi itu tak terlepas dari hasil debat yang tak sesuai dengan apa yang publik perkirakan, Selasa, 9 Januari 2024.

“Saya melihat Pak Jokowi juga merasa harus berkomentar, karena debat itu sangat jauh dengan yang kita bayangkan. Ketika temanya itu pertahanan dan keamanan nasional, secara logika kan Pak Prabowo bisa menguasai dan memberikan momentum untuk menunjukkan keberhasilan, tetapi yang terjadi kan justru sebaliknya,” ujar Wahid.

Menurutnya, penilaian publik menganggap bahwa penampilan Menteri Pertahanan RI itu kalah telak dengan dua pesaingnya, yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Apa yang Jokowi lakukan, ujar Wahid, menjadi bagian dari memengaruhi persepsi publik.

“Pak Jokowi kemudian mencoba memengaruhi persepsi publik, harusnya tidak semacam itu, tapi itu tujuan dari bagaimana menunjukkan keberpihakan,” sambungnya.

BACA JUGA: Jokowi Tak Hendak Hadir ke HUT PDI Perjuangan, Pengamat Politik: Beri Sinyal Ketidakharmonisan

Keberpihakan yang Jokowi tunjukkan pun tak hanya tampak dari pihaknya yang mencoba intervensi debat KPU, melainkan menurut Wahid sudah tercermin saat Jokowi buka-bukaan makan bersama dengan Prabowo Subianto.

“Berangkat dari dinamika dan elektabilitas paslon 01 dan 03 yang semakin kencang, Pak Jokowi tidak yakin bisa satu putaran. Jadi keberpihakan atau tendensi semakin Pak Jokowi tunjukkan, dinamika sekarang semakin sulit,” akunya.

Menurutnya, keraguan tim pasangan calon 02 untuk menang hanya dengan satu putaran menjadi alasan di balik intervensi Jokowi. Sebagai seorang negarawan, Wahid menilai hal itu tak sepantasnya Jokowi lakukan. Namun, kondisi Pilpres kali ini yang menyertakan putera sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres Prabowo membuatnya mau tak mau mesti terlibat.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan