SEMARANG, beritajateng.tv – Seiring perkembangan zaman, minat generasi muda untuk belajar kitab kuning mulai berkurang. Bahkan, ada anggapan metode belajar kitab kuning mulai ketinggalan zaman.
Namun, tidak bagi siswa SD Negeri Tugurejo 02. Di tengah momentum Ramadhan tahun ini, pihak sekolah memanfaatkan waktu dengan mengajak siswa untuk belajar kitab kuning atau kitab klasik.
Menggandeng MDTA Jaryul Muna, para siswa akan mempelajari tiga kitab klasik. Yaitu, kitab nadom populer Aqidatul Awwam yang berisi ilmu akidah, kitab fiqib Safinnatunnajah, dan kitab Tuhfatul Athfal yang berisi ilmu tajwid.
BACA JUGA: Edukasi Makanan Sehat di Pesantren Multazam, PPJI: Pastikan Gizi Santri Tetap Seimbang Saat Puasa
Acara yang dikemas dalam tajuk Pesantren Ramadhan itu diikuti oleh 88 siswa yang terdiri dari kelas 4, 5, dan 6 SD. Kegiatan terbagi ke dalam 2 sesi, yakni sesi pagi (04.30 s.d. 05.45 WIB) dan sesi sore (15.00 WIB s.d. selesai).
“Tujuannya agar anak-anak masih bisa menghargai dan mempelajari khazanah dunia pesantren,” kata Kepala Sekolah SD Negeri Tugurejo 02, Nur Rakhmat, kepada beritajateng.tv, Kamis, 28 Maret 2024.
Tantangan siswa muda belajar kitab kuning
Dalam pelaksanaannya tentu tidak mudah. Rakhmat mengaku menemui beberapa tantangan. Apalagi, semua siswa merupakan generasi muda yang tak banyak mengenal soal kitab klasik. Terlebih, masih mereka berada di usia dini.
“Tantangannya gimana anak-anak bisa istiqomah mengikuti Pesantren Ramadhan, utamanya yang badha Subuh, karena kita tau sendiri anak-anak pengennya tidur abis subuh,” sambungnya.