Terkait waktu yang tidak tepat untuk mendaki, Dasirun memaparkan periode musim hujan sebaiknya dihindari untuk seluruh kegiatan pendakian. Sebab, jalur pendakian yang lebih licin dan jarak pandang terbatas akan membahayakan pendaki.
“Jadi kalau Taman Nasional biasanya memasuki Desember itu ditutup sampai April. Idealnya memang musim hujan itu ditutup untuk jalur pendakian,” terang Dasirun.
Dari catatan statistiknya, Dasirun menuturkan kecelakaan kerap kali terjadi saat musim penghujan. Yakni selama bulan Desember hingga Februari.
BACA JUGA: Anggotanya Meninggal di Gunung Lawu, Mapala Kompas Undip Masih Bungkam Meski Kirim Karangan Bunga
Perihal kecelakaan, hiportemia atau penurunan suhu tubuh menjadi yang paling sering menimpa pendaki. Kondisi fisik pendaki yang kurang memadai menjadi alasan utama hipotermia dapat menyerang.
“Temen-temen belajar penanganan hipotermia tapi kurang soal pencegahan hipotermia. Tubuh yang capek, perjalanan yang jauh, dan ketemu suhu ekstrem itu berpengaruh,” tandasnya.
Tak lupa, Dasirun mewanti-wanti pendaki untuk memenuhi kebutuhan kalori dengan makan makanan bergizi tinggi. Sebab pendakian gunung membutuhkan kalori yang besar dan perlu makanan yang cukup.
“Makannya yang bergizi, jadi jangan ngemil. Kalau kita kan minumnya sedikit, makannya mie, padahal perlu kalori tinggi untuk mendaki gunung. Makan ditambah daging dan karbonya ditambah dari nasi,” pungkasnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto