Scroll Untuk Baca Artikel
Ekbis

Khawatir Perang Iran vs Israel Pengaruhi Industri Jateng, Apindo Ungkap 2 Sektor Ini Tak Terdampak

×

Khawatir Perang Iran vs Israel Pengaruhi Industri Jateng, Apindo Ungkap 2 Sektor Ini Tak Terdampak

Sebarkan artikel ini
Perang Dunia 3 | Bahan Industri
Tim penyelamat bekerja di gedung konsulat Iran yang hancur di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024. (ant)

SEMARANG, beritajateng.tv – Hingga kini, konflik dan ketegangan yang terjadi di Timur Tengah antara Iran vs Israel kian memanas. Terlebih, suasana semakin memanas setelah Israel mengirim serangan balasan ke Iran pada Jumat, 20 April 2024 hingga menimbulkan ledakan di sekitar Kota Isfahan.

Atas kejadian itu, Ketua Asosiasi Pengusaha (Apindo) Jawa Tengah, Frans Kongi, mengungkap konflik geopolitik ini khawatirnya mengganggu sektor industri di Jawa Tengah.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Sebab, sebelumnya Perang Rusia vs Ukraina juga berdampak pada produksi hingga ekspor sejumlah produk, utamanya di sektor garmen Jawa Tengah.

BACA JUGA: Ini Penyebab Israel Tak Tanggung-tanggung Serang Isfahan, Kota ‘Penting’ di Iran

“Pasti ada pengaruh, saya sangat khawatir dolar naik. Jadi perang ini sudah mengganggu kita, seperti tahun lalu yang mengganggu banyak soal ekspor, mulai perang Ukraina Rusia. Ini tambah Iran dan Israel, juga pengaruh terhadap ekspor,” terang Frans saat beritajateng.tv konfirmasi pada Minggu, 21 April 2024.

Akibat konflik tersebut, lanjut Frans, perekonomian di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat bisa menurun.

Sehingga, ekspor berbagai produk seperti garmen dari Jawa Tengah ke luar negeri pastinya akan terganggu.

Konflik Iran vs Israel pengaruhi harga bahan baku industri

Tak hanya itu, konflik Iran dan Israel juga akan berimbas pada inflasi. Frans menuturkan, hal itu akan berdampak pada kenaikan harga pada sejumah kebutuhan bahan baku dari luar negeri untuk sektor industri di dalam negeri.

“Kan bahan-bahan ini industri kita butuh. Minyak, listrik, gas, itu semua butuh di industri kita. Ini bahan bahan utama untuk menjalankan produksi, pasti biaya-bibaya naik, dolar juga begitu,” sambungnya.

Tinggalkan Balasan