Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam orasinya mengatakan makna dibalik acara kirab Merah Putih, yakni tentang kekuatan persatuan bangsa Indonesia.
“Kita duduk bersama, berdiri bersama menunjukkan suatu kekuatan tanpa suara tanpa bicara, inilah Indonesia, jangan coba-coba mengusiknya,” tegas Habib Luthfi.
Sejalan dengan itu, Habib Luthfi juga mengaku kagum dengan strategi Patih Gajahmada dalam membaca sejarah ketika Kerajaan Singosari memukul Kubilay Khan yang menjadi inspirasi muncul Sumpah Palapa.
Semangat nasionalisme dan persatuan kala itu begitu digencarkan. Semangat yang sama juga dikobarkan menuju kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan.
“Mengapa sekarang ini melentur kecintaan kita kepada bangsa dan negara?,” kata Habib Luthfi membakar semangat.
Habib Luthfi melanjutkan orasi dengan menyoroti parahnya hoaks yang bertebaran sehingga mengalihkan perhatian dan kepercayaan masyarakat.
“Bisa saja karena hoak jadi kurang percaya dengan TNInya, kurang percaya dengan polisinya, kurang percaya dengan kiainya,” ujar Habib Luthfi.
Sejalan dengan hal itu, Habib Luthfi pun mengingatkan bahwa pertahanan nasional bukan sebatas kekuatan militer. Lebih dari itu juga pertahanan dalam kekuatan pangan dan ekonomi, “Ketahanan nasional dengan petaninya, nelayannya, dengan ekonominya,”
Habib Luthfi pun mengungkapkan alasan tidak ada kata bosan untuk mengadakan kirab Merah Putih yakni bukan hanya bendera yang dikirabkan, melainkan menyiapkan dada kita, menyiapkan diri kita menjadi yang terdepan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai bahaya dan ancaman. “Kemerdekaan Indonesia berdarah, bukan hadiah,” tegasnya. (Ak/El)