Umumnya, pedagogi digunakan sebagai metode pembelajaran untuk anak-anak. Sementara pembelajaran orang dewasa menggunakan metode andragogi.
“Mereka ini orang dewasa tapi mendidiknya harus menggunakan pedagogi, padahal harusnya andragogi. Mereka fisiknya dewasa tapi secara mental secara kejiwaan mereka masih anak-anak, jadi menggunakan pedagogi,” imbuhnya.
Di sisi lain, Antok menyadari, para penyandang difabel tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Maka dari itu, Antok terus memberikan inspirasi kepada pengurus untuk memberikan motivasi supaya mereka percaya diri untuk melakukan sesuatu.
Hingga saat ini, Antok menyebut dirinya dan pengurus masih terus beruoaya dalam menggali potensi peyandang difabel supaya dapat berkarya dan hidup mandiri.
“Bagaimana kita harus benar-benar ikhlas, sabar, dan memang kita harus selalu berdoa supaya mereka bisa melakukan sesuatu yang terbaik, Insyaallah,” tandasnya.(*)
Editor: Farah Nazila