SEMARANG, beritajateng.tv – Kebudayaan kian tenggelam setelah teknologi semakin canggih dan aksesnya makin mudah. Sebut saja wayang yang kini menjadi salah satu budaya kurang populer di kalangan generasi muda, terutama anak-anak.
Hal tersebutlah yang mendasari Lanang Wadon Semarang. Sebuah komunitas yang bergerak di bidang literasi anak, seni pertunjukkan, edukasi kesenian, public speaking, dan karakter berbudaya.
Komunitas yang berdiri sejak tahun 2017 ini mempunyai tujuan untuk terus memberikan kebahagiaan kepada lingkungan sekitar dan ilmu, khususnya untuk generasi penerus bangsa.
“Mereka diajak untuk menyaksikan dongeng wayang kontemporer dengan pesan moral. Kemudian bermain permainan tradisional, membuat karya wayang kontemporer, serta diberikan bingkisan berisi snack dan alat tulis untuk belajar,” ungkap founder Lanang Wadon, Ajeng Ratnasari Poernomo, belum lama ini.
BACA JUGA: Video Kak Kempo Mendongeng Keteladanan Nabi untuk Anak-anak
Salah satunya saat Lanang Wadon menggelar kegiatan bertajuk “Sinau, Dolan lan Makaryo” (Sinom) bersama anak-anak kampung-kampung di sekitar Kota Semarang.
Ajeng menjelaskan, Sinom merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang Lanang Wadon lakukan. Ia berharap, dengan Sinom, Lanang Wadon bisa terus mengabdi pada masyarakat dengan menumbuhkan minat baca, khususnya anak-anak, sehingga meningkatkan nilai-nilai literasi.
“Warga sangat senang dan merasa bahwa acara tersebut memberikan manfaat kepada anak-anak untuk membangun karakter dan mengenal literasi melalui dongeng,” papar Ajeng.
Komunitas Lanang Wadon Semarang gabungkan seni pertunjukkan dan mendongeng sebagai ajang literasi
Ajeng menyebut, Lanang Wadon selama ini mengkolaborasikan seni pertunjukan sebagai metode pengajaran terhadap literasi. Menurutnya, kolaborasi bisa menambah rasa ketertarikan anak-anak untuk bisa mendongeng dan melatih rasa percaya diri anak untuk berani tampil di depan umum.