Kunjungan wisatawan di Kota Lama Semarang yang menghadirkan destinasi wisata sejarah dan budaya, terhitung padat. Terutama di masa-masa liburan.
Kota Lama Jadi Tempat Wisata yang Kian Nyaman
“Saat ini juga di berlakukan di waktu-waktu tertentu kendaraan beroda empat, (kendaraan) bermotor tidak boleh melintas di Kota Lama ini. Sehingga, mereka kita ajak untuk berjalan kaki, menikmati Kota Lama yang copy paste dari Belanda atau dari negara Eropa, yang mana mereka tidak suka kebisingan. Mereka senang berjalan kaki. Maka mereka benar-benar di ajak untuk menikmati keindahan Eropa di Jateng, di Indonesia,” urainya.
Wagub menambahkan, hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari Kota Lama Semarang. Yakni di alun-alun Kauman dan Pasar Johar, wisatawan juga bisa menyaksikan kehidupan masyarakat dari berbagai ras yang guyub.
Di lokasi itu, menjadi tempat tinggal bagi warga suku Jawa, Arab dan Tionghoa. Meski hidup berdampingan, tidak ada friksi di antara mereka.
“Tidak jauh dari sini, mungkin sekitar 500 meter atau satu kilometer. Kita bisa menikmati bagaimana masyarakat Arab, Cina dan suku Jawa kumpul bareng, bergandengan, di kumpulkan. Dan yang menarik, di situ ada pasarnya juga. Artinya apa, pertumbuhan ekonomi itu bisa di topang, bisa di push. Ketika masyarakatnya bisa bersatu, bisa ber gotong royong, bisa bersama-sama, nggak ada gontok-gontokan,” tutupnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah