SEMARANG, beritajateng.tv – Seorang jurnalis mahasiswa atau pers mahasiswa (persma) menjadi korban kekerasan aparat kepolisian saat meliput demo di Gedung Balai Kota dan DPRD Kota Semarang, Senin, 26 Agustus 2024.
Meski mengenakan kaos bertuliskan lembaga pers mahasiswa (LPM) salah satu kampus negeri di Kota Semarang, ia tetap mendapat kekerasan dari aparat kepolisian. Mulai dari pukulan, tendangan, hingga intimidasi lainnya.
“Saya ditarik seorang polisi ke pinggir terus leher dipiting, terus dipukul dan ditendang berkali-kali,” kata RAA kepada awak media.
RAA menjelaskan, kejadian bermula saat ia meliput aksi bertajuk “Jawa Tengah Bergerak; Adili dan Turunkan Jokowi”. Ia kemudian mencari posisi strategis untuk mengambil gambar dari atas gerbang.
BACA JUGA: Polisi Kena Prank, Ratusan Mahasiswa Unjuk Rasa Dadakan di Balai Kota Semarang
Akan tetapi, saat mengambil gambar, massa aksi dari luar gedung mendorong-dorong gerbang masuk DPRD Kota Semarang. Ia kemudian terdorong masuk dan bergabung dengan para jurnalis lainnya yang telah berada di dalam area DPRD Kota Semarang.
“Saat massa mendorong-dorong gerbang saya gabung sama wartawan-wartawan yang ada di dalam gedung, terus polisi menarik tas terus saya jatuh,” sambungnya.
Hanya saja, saat melihat RAA bergabung dengan jurnalis lainnya, sejumlah oknum polisi justru salah paham dan mengira RAA sebagai bagian dari peserta aksi. Polisi kemudian menarik tas RAA hingga ia terjatuh.