SEMARANG, beritajateng.tv – Masyarakat Jawa Tengah diminta untuk lebih waspada terhadap leptospirosis, terutama di wilayah rawan banjir.
Leptospirosis berasal dari bakteri Leptospira yang menyebar lewat kencing atau darah hewan terinfeksi, seperti tikus. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius bila tak lekas tertangani.
Sepanjang tahun 2024, Dinas Kesehatan Jawa Tengah mencatat 519 kasus leptospirosis dengan 62 kematian. Angka ini lebih rendah dariapda tahun 2023 yang mencapai 884 kasus dengan 139 kematian.
Kabid P2P Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Irma Makiah, menegaskan meskipun kasus menurun, masyarakat tetep perlu waspada.
“Musim hujan membawa risiko lebih tinggi, sehingga menjaga kebersihan menjadi sangat penting,” ungkap Irma, beberapa waktu yang lalu.
Gejala leptospirosis meliputi demam, sakit kepala, hingga komplikasi berat jika terlambat mendapat penanganan.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah ungkap cara cegah leptospirosis
Maka itu, masyarakat mesti menjaga lingkungan tetap bersih dan menghindari kontak dengan genangan air yang berpotensi tercemar.
“Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi langkah utama untuk pencegahan,” tambahnya.