SEMARANG, beritajateng.tv – Berbusana serba hitam berpadu selendang di tangan, puluhan penari muda yang tergabung dalam Sanggar Seni Sobokartti tampil kompak dalam sesi rutin latihan menari mereka, Selasa 7 November 2023.
Mayoritas penari ini memang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun, kelenturan dan kelentikan mereka tak boleh diremehkan. Mereka dengan tekun mengikuti alunan suara gamelan dan lantunan pesinden yang diputar melalui perangkat elektronik.
Totok Pamungkas, sang pelatih menyatakan bahwa antusiasme anak muda untuk belajar menari di sanggarnya sangat tinggi. Ia tak menampik adanya peran media sosial dalam menggaet minat anak muda.
BACA JUGA: Ita Beri Bantuan Yayasan Sobokarti, Ajak Kaum Milenial Lebih Cintai Batik
“Kalau ada orang mengatakan anak muda meningggalkan budaya itu tidak benar. Makin lama muridnya makin banyak. Anak kecil, SD, SMP, SMA, hampir tiap hari ada aja yang nambah, yang dewasa juga ada,” katanya saat beritajateng.tv temui seusai sesi latihan.
Hingga saat ini, Totok menyebut, anak-anak yang tergabung dalam kelas menari di Sobokartti lebih dari 100 orang. Semuanya terbagi ke dalam lima kelas. Yaitu kelas A1, A2, B, remaja, serta dewasa. Totok sendiri mengampu tari pada kelas dewasa, kelas paling mutakhir Sobokartti.
Berbeda dengan sanggar tari lainnya, Sobokartti hanya mengajarkan tari klasik gaya Surakarta. Seperti Tari Gambyong dan Tari Gandrung. Menurut Totok, tidak banyak sanggar tari yang mengajarkan tari klasik gaya Surakarta lantaran memiliki tingkat kebosanan tinggi.
“Khususnya kami hanya mengajarkan tari klasik gaya Surakarta. Penari yang punya kemampuan tari klasik lebih diperhitungkan karena nggak semua penari di Semarang mampu menguasai tari klasik dengan baik,” jelasnya.
Latihan di Sanggar Seni Sobokartti, belum daftar bisa ikut menari
Untuk dapat mengikuti latihan menari di Sobokartti, persyaratannya sangat mudah. Bahkan, menurut Totok, calon penari tidak perlu mendaftar terlebih dahulu.