Scroll Untuk Baca Artikel
Kesehatan

Kasus Cacar Monyet Melonjak di Indonesia, Satgas MPox PB IDI Imbau Waspadai Gejala Ini

×

Kasus Cacar Monyet Melonjak di Indonesia, Satgas MPox PB IDI Imbau Waspadai Gejala Ini

Sebarkan artikel ini
kasus mpox
Ketua Satgas MPox PB IDI, Hanny Nilasari, saat menyampaikan materi pada media briefing PB IDI, Selasa, 7 November 2023. (Foto: Tangkap layar Zoom)

JAKARTA, beritajateng.tv – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kembali merilis data kasus cacar monyet atau MPox di Indonesia. Per 6 November 2023 pukul 19.00 terdapat 35 kasus MPox dengan rincian 29 kasus konfirmasi di DKI Jakarta, 5 kasus konfirmasi di Jawa Barat, dan 1 kasus konfirmasi di Banten.

Menanggapi hal tersebut, Indonesia melalui Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) kemudian membentuk satuan tugas (satgas) untuk terus mengawal perkembangan kasus MPox.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Ketua Satgas MPox PB IDI, Hanny Nilasari, menyampaikan bahwa MPox merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus Monkeypox, satu genus dengan Variola atau cacar. WHO sendiri telah menetapkan MPox sebaga Public Health Emergency of Internasional Concern (PHEIC).

“Namun dengan angka penularannya lebih rendah dan angka mortalitas lebih kecil. Sebetulnya tidak perlu terlalu ditakutkan meskipun tentunya pencegahan dan kewaspadaan tetap harus dinomorsatukan,” ujar Hanny dalam media briefing PB IDI melalui Zoom Meeting, Selasa, 7 November 2023.

BACA JUGA: 35 Kasus Cacar Monyet Terkonfirmasi di Indonesia, Ketua Satgas MPox PB IDI Ungkap Cara Pencegahan

Ia menyampaikan, gejala klinis yang dialami oleh pasien MPox antara lain ruam kulit, limfadenopati, demam, arthalgia, dan pendarahan rektum. Sementara, untuk pasien Mpox di DKI Jakarta terkonfirmasi memiliki beberapa penyakit peserta.

Dalam rinciannya, Hanny mengungkap bahwa 10 dari 29 pasien di DKI Jakarta terkonfirmasi mengidap HIV, tiga pasien dengan sifilis, sembilan pasien dengan HIV dan sifilis. Kemudian, satu pasien dengan HIV x sifilis, Hbsag positif, dan hipertensi, satu pasien dengan HIV dan hipertensi, serta tiga pasien lainnya tanpa memiliki komorbid.

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa dari kasus konfirmasi ternyata sebagian besar berasal dari orientasi seksual lelaki seks lelaki (LSL) sebanyak 24 orang atau 90 persen dari total kasus. Kemudian diikuti 2 orang heteroseksual, 1 orang tidak diketahui orientasi seksualnya, dan 1 orang dengan kategori lainnya.

BACA JUGA: Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Kadinkes Imbau Langsung Melapor Jika Ada Gejala

Tetap waspadai kasus MPox meski tidak berpotensi menjadi wabah

Lebih lanjut, Hanny mengatakan bahwa angka kematian kasus MPox kurang dari 0,1 persen. Berbeda dengan Covid-19 beberapa waktu lalu yang penularannya sangat mudah antar individu, MPox hanya dapat menyebar melalui media kontak langsung.

Tinggalkan Balasan