Begitu juga dengan filariasis. Wolbachia yang ada pada cacing yang menyebabkan filariasis berbeda jenisnya dengan Wolbachia pada nyamuk Aedes Aegypti. Jadi, Wolbachia bukan hanya memiliki satu jenis, tetapi ada ribuan jenis.
“Saat menggigit manusia, maka efek sampingnya merupakan efek gigitan nyamuknya, bukan Wolbachianya. Dan ini bervariasi dari satu orang ke orang lainnya. Ada yang bentol-bentol dan ada yang juga tidak,” jelasnya.
Dr Riris Andono Ahmad, BMedSc, MPH, PhD juga menegaskan hal yang sama. Ia mengatakan, Wolbachia hanya membuat nyamuk tidak lagi mampu menularkan virus dengue, dan tidak ada kaitanya pada efek gigitan pada anak-anak atau dewasa.
BACA JUGA: Pemkot Semarang Gencar Sosialisasikan Penggunaan Nyamuk Wolbachia
Ia menjelaskan, tidak ada yang berubah dari nyamuknya, yang terjadi hanyalah mekanisme blocking sehingga memang pada akhirnya dampak dari gigitan nyamuknya sama saja. Kecuali fakta bahwa nyamuk tersebut tidak mampu menularkan virus dengue lagi.
“Gatelnya masih sama, bentolnya masih sama, hanya dia tidak bisa menularkan virus lagi,” tandasnya.(*)
Editor: Farah Nazila