“Masyarakat Jawa itu lahir didampingi oleh ‘kakang kawah adi ari-ari’. Itu berarti darah merah, darah putih. Awal tubuhnya manusia itu kan dari percampuran antara darah putih dan darah merah, yang mana darah putih itu bapak (sperma) dan darah merah itu ibu (sel telur),” papar Ken.
Oleh sebab itu, kata Ken, masyarakat Jawa memercayai sejak bayi dalam kandungan, sudah ada yang menjaga.
“Ketika ada khodam, itu anggapannya bahwa orang lahir itu sudah ada penjaganya. Tinggal penjaganya bisa hilang apa tidak. Kadang-kadang kalau menurut orang Jawa, kalau melanggar, si khodam akan hilang. Khodam hilang kan tidak terjaga, tidak selamat,” sambung Ken.
BACA JUGA: Sinopsis Film Kajiman, Angkat Mitos Jawa dari Weton Hingga Iblis Penagih Janji
Kenapa orang sering sebut hewan sebagai khodam? Ini Alasannya
Menariknya, tak jarang hewan atau binatang kerap menjadi sebutan khodam. Hewan yang santer terdengar sebagai khodam ialah harimau dan gajah.
Lalu, apa hubungan hewan dengan penjaga tubuh manusia?
Menurut Ken, pencatutan jenis hewan sebagai khodam bukan karena adanya kedekatan antara hewan dan manusia. Hal itu terjadi lantaran adanya kepercayaan masyarakat Jawa yang menganggap beberapa hewan memiliki kekuatan.
“Misalnya harimau, khodamnya besar, anggapannya punya kekuatan. Kalau gajah, itu khodam yang baik untuk mencapai derajat kehidupan yang saat ini. Kalau ular khodamnya agak jelek, itu sudah ada kepercayaan dari kita juga, bahwa hewan-hewan di Jawa itu punya kekuatan,” beber Ken.
Jika hewan-hewan seperti harimau dan gajah ada anggapan mendampingi manusia sebagai khodam, maka hal itu konon bakalan baik.
Selain hewan tersebut, kata Ken, anggapan beberapa hewan lain seperti kerbau berarti penurut dan anjing berarti setia juga masyarakat Jawa percayai.
Selain hewan, Ken juga menyebut ada khodam berbentuk manusia.
“Tapi ada yang khodamnya berwujud manusia, seperti wanita cantik atau penjaga yang bentuknya pria dengan baju kejawen,” ucap Ken.
Meski sebatas hiburan, namun masih ada yang memercayai khodam
Ken pun membenarkan ramainya fenomena cek khodam di TikTok ini hanya untuk hiburan belaka.
Namun, sebagian masyarakat masih erat memegang serta memercayai khodam sebagai penjaga. Utamanya pada masyarakat tradisional dan sekitar Keraton.
“Bahkan, orang tradisional yang tinggal di pedesaan masih percaya khodam. Pada saat pencalonan lurah itu kan cari pulungnya dan khodamnya, itu masih ada yang percaya,” tandas Ken. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi