SEMARANG, beritajateng.tv – Kota Semarang memiliki beragam tradisi unik untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Salah satunya Gebyuran Bustaman.
Sesuai namanya, Gebyuran Bustaman hanya dilakukan di Kampung Bustaman, sebuah kampung yang berada di Kelurahan Purwodinatan, Semarang Tengah, Kota Semarang.
Pemerintah memang belum menentukan awal bulan Ramadan di tahun ini. Akan tetapi, masyarakat Kampung Bustaman dan sekitarnya telah bersiap menyambut Gebyuran Bustaman sejak Kamis, 29 Februari 2024.
Mereka menggelar bermacam acara seperti Arwah Jamak, Ziarah Makam, Festival Kuliner, pertunjukkan musik, hingga berbagai jenis ritual. Puncaknya, Gebyar Bustaman diakhiri dengan perang air pada Minggu, 3 Maret 2024 sore.
Salah satu tokoh masyarakat, Hari Bustaman, menjelaskan, tradisi tersebut berawal dari sang leluhur, Kiai Kertosobo Bustam atau Kiai Bustaman. Konon, Kiai Bustaman membuat sumur pada tahun 1743.
Melalui air dari sumur itu juga kemudian Kiai Bustaman rutin memandikan cucunya menjelang puasa. Hal itu yang kemudian mendasari tradisi Gebyuran Bustaman hingga saat ini.
BACA JUGA: Sepekan Jelang Ramadan, Warga di Semarang ini Gelar Gebyuran Bustaman, Perang Air Sekampung!
“Sempat berhenti generasi sekian, kita hidupkan lagi 2012, jadi ini yang ke-14, maknanya bersih-bersih sebelum puasa,” katanya kepada beritajateng.tv.