Pasca-temuan ini, pihaknya berjanji langsung memperketat penyortiran dan menjamin kualitas menu yang dihidangkan. Di sisi lain, ia kapok menggunakan buah salak sebagai pendamping nasi dan lauk.
“Kami kecolongan satu buah, kalau sekarang kami sudah sortir, kami sudah pilih semuanya. Ini kami jadikan evaluasi. Menu-menu yang berpotensi ada ulat buah atau lainnya akan kami hindari,” paparnya.
Akui ulat buah salak di paket MBG insiden serius
Lebih jauh, meski terkesan sepele, Amin menegaskan bahwa penemuan ulat buah di paket makanan siswa ini sebagai insiden serius.
“Saya sampaikan ke ahli gizi, sementara saya enggak pakai salak. Ke depan kami hindari. Cari buah-buah yang aman, seperti semangka, melon, dan lain-lain,” kata Amin.
Pasalnya, lanjut Amin, SPPG Tawangsari menggunakan standar tinggi dalam menyediakan paket MBG, baik lokasi dapur, kebersihan, hingga koki.
BACA JUGA: SMPN 19 Semarang Tepis Kabar Miring Makan Bergizi Gratis: Baru Jalan 4 Hari dan Layak Konsumsi
SPPG Tawangsari sendiri bertanggung jawab untuk 3.497 paket MBG per hari yang terdistribusi ke 3 TK, 5 SD, 1 SMP, dan 1 SMA.
“Tujuan kami memberi makan bergizi gratis, memang benar-benar bergizi, tidak asal-asalan. Karena berkecimpung di dunia ini tidak hanya setahun dua tahun,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi