Tak sedikit publik menduga Jokowi sakit hati dengan perlakuan PDI Perjuangan, lantaran istilah ‘petugas partai’ yang pernah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri lontarkan kepada ayah dari Kaesang itu. Terkait hal ini, Wahid angkat bicara.
Wahid menyinggung kepemimpinan Jawa yang Jokowi anut. Meskipun Presiden RI itu tidak menunjukkan penolakannya secara langsung di depan PDI Perjuangan. Namun Wahid menilai Jokowi sering menunjukkan respons kurang nyaman.
“Tapi di belakang sering terlihat bagaimana gimmick, bahasa tubuh, atau respons yang tampaknya kurang nyaman dibandingkan dengan Prabowo. Kemarin ketika kasus Piala Dunia U-21, itu kan kelihatan sekali dari sana meskipun di depan panggung nampak baik-baik saja,” paparnya.
BACA JUGA: Kukuh Dukung Wali Kota Solo Maju Cawapres, DPD Gerindra Jateng Optimis Prabowo Presiden
Wahid meyakini, melalui putusan MK yang akhirnya memperbolehkan Gibran sebagai Cawapres, Jokowi menempatkan anak biologis sekaligus ideologisnya untuk meneruskan kepemimpinannya.
“Meskipun Jokowi tidak menyatakan dukungan secara lisan, tetapi dengan teridhoinya atau terwakafkannya Gibran itu, sudah bisa menunjukkan dukungannya secara tak langsung,” terangnya.
Terlebih, basis elektoral Gibran tergolong cukup kuat. Selain tersokong oleh suara relawan Jokowi, eksistensi Gibran juga lebih terkenal di kalangan anak muda ketimbang Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar.
“Suara pemilih muda bisa teraup. Karena kalau melihat dari yang lain seperti Mahfud MD dan Muhaimin itu basis di kalangan muda kurang begitu mantap. Tapi kalau dengan Gibran itu salah satu benefit elektoralnya di sana,” tandasnya.(*)
Editor: Farah Nazila