Setelah pemilik rumah menyiapkan, tampah-tampah yang sudah siap dengan nasi ambengan tersebut akan para santri ambil pada sore hari menjelang waktu berbuka.
Beberapa tampah nasi ambengan yang sudah terkumpul di pondok pesantren. Kemudian para santri santap saat berbuka puasa.
“Untuk menunya tentu beragam, karena tiap rumah tangga menyiapkan masakannya juga berbeda- beda. Tetapi tiap ambengan cukup untuk 10 orang,” katanya.
BACA JUGA: Sajian Bubur India di Masjid Jami Pekojan, Tradisi Turun-temurun yang Terus Lestari
Kata Hidayah, warga menyiapkan makanan tersebut dengan ikhlas. Karena semangat mereka untuk berbagi di bulan yang penuh berkah ini.
“Istilahnya kita juga berharap berkah dari para santri yang sedang belajar ilmu agama. Saling mendoakan agar kehidupan di dunia berjalan dengan baik,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu pengurus Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien, M Yasin menambahkan, penyajian nasi ambengan ini memang sudah menjadi tradisi.
Selama Ramadhan kali ini, setiap hari ada 12 nasi ambengan untuk berbuka puasa para santri yang ada di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi’ien.
“Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah kepada warga di lingkungan RT 01/ RW 01 Kelurahan Kalibening atas kemurahan dan kebaikannya di bulan Ramadhan ini,” lanjut Yasin. (*)
Editor: Farah Nazila