SEMARANG, beritajateng.tv – Membeli rumah menjadi salah satu investasi yang paling menguntungkan. Sejak dulu, banyak orang yang membeli rumah lantaran harganya terus naik seiring berjalannya waktu.
Namun, bagaimana dengan situasi saat ini? Apakah investasi rumah masih menjadi pilihan terbaik dalam berinvestasi?
Kepala Badan Sertifikasi Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia (DPP REI) Djoko Slamet Oetomo, mengatakan, kebutuhan masyarakat terhadap rumah sebenarnya masih terus tinggi. Hal tersebut terbukti dari adanya backlog perumahan.
Artinya, masih ada kesenjangan antara total hunian terbangun dengan jumlah rumah yang masyarakat butuhkan.
“Saya rasa sepanjang kita lihat data sampai hari ini di Indonesia masih di atas 10 juta backlog,” katanya saat beritajateng.tv temui di Graha Sarana REI Jateng, Rabu, 19 Juni 2024.
BACA JUGA: Developer Perumahan di Semarang Makin Menjamur, Ini Langkah Mereka Jaga Mutu dan Kualitas
Meski begitu, Djoko menyebut jika data backlog yang mencapai 10 juta tidak menjamin sebuah rumah dapat menjadi investasi yang menjanjikan. Sebab, nilai jual suatu rumah terpengaruhi oleh banyak faktor.
Ia mencontohkan, tak sedikit perumahan yang sudah terealisasikan namun berakhir tak berpenghuni. Perumahan yang terbengkalai pun nantinya tampak menyeramkan bak kota mati.
“Perhatikan cara memilih rumahnya. Artinya, kalau beli rumah di situ (terbengkalai) kalau dijual rugi, jadi semak belukar, akses jalannya nggak,“ sambungnya.
Ajak developer perhatikan lingkungan sosial perumahan
Hal-hal semacam itu, lanjutnya, yang bisa membuat harga rumah akan terjun bebas. Bahkan sulit terjual. Misalnya, rumah standar yang dibeli seharga Rp 150 juta bisa jadi susah terjual di harga Rp 120 juta.