Scroll Untuk Baca Artikel
EkbisJateng

Tren Meningkat, Rumah Rp300 Juta – Rp800 Juta Masih Jadi Primadona di Semarang

×

Tren Meningkat, Rumah Rp300 Juta – Rp800 Juta Masih Jadi Primadona di Semarang

Sebarkan artikel ini
jateng omah expo 2024
Karyawan pengembang perumahan saat menawarkan promo pembelian rumah menarik dalam Jateng Omah Expo 2024 di Mal Ciputra Semarang, Minggu, 4 Agustus 2024. (Fadia Haris Nur Salsabila/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Tren pencarian properti kelas menengah di Kota Semarang terprediksi masih bertahan hingga akhir tahun ini. Salah satunya rumah dengan rentang harga Rp 300 juta sampai Rp 800 juta per unit.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah, Andy Kurniawan mengemukakan, tren pembelian rumah menengah meningkat sejak beberapa tahun terakhir. Menurutnya, kelompok masyarakat berpenghasilan menengah (middle) mendominasi pembelian rumah di kelas menengah.

“Rumah komersil trennya masih bagus, berkisar antara Rp 300 juta sampai Rp 800 juta. Ternyata ini marketnya masih bagus sampai akhir tahun 2024,” katanya kepada beritajateng.tv temui di Jateng Omah Expo, Minggu, 4 Agustus 2024.

Ia menuturkan, masyarakat berpenghasilan menengah umumnya tak terdampak dengan perubahan kebijakan pemerintah. Dalam hal ini, mereka membeli rumah berdasarkan kebutuhan dan selera. Berbeda dengan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang bergantung pada rumah subsidi.

BACA JUGA: Developer Perumahan di Semarang Makin Menjamur, Ini Langkah Mereka Jaga Mutu dan Kualitas

Sehingga, kata Andy, penjualan rumah kelas menengah cenderung lebih stabil. Pasalnya, rumah di kelas menengah tak banyak terpengaruh dengan adanya perubahan kebijakan misalnya pembatasan kuota rumah subsidi yang terjadi pada tahun ini.

“Yang ambil subsidi sarat hubungan dengan kebijakan pemerintah. Sementara yang penghasilannya di angka Rp7 juta sampai Rp8 juta sudah mulai berani ambil rumah non subsidi,” sambungnya.

Developer perumahan dorong penambahan kuota rumah subsidi

Lebih lanjut, Andy menyebut, perilaku konsumen dalam membeli rumah di kelas menengah sebenarnya terbilang baik. Artinya, mereka tak lagi membebani anggaran pemerintah dalam penyediaan rumah subsidi.

Tinggalkan Balasan