“Isinya orang-orang pecinta berbagai hal dari tahun 90-an. Mulai dari pecinta otomotif mobil dan motor, sepeda motor, pecinta sepeda federal, skateboard, art grafity, dan lainnya yang serba 90-an,” ucap Item.
Menurutnya, anggota Komunitas Semarang 90’s memiliki rasa rindu yang begitu besar terhadap kehidupan tahun 90-an. Yang mana, era tersebut terjadi transisi kehidupan modernisasi dari perkembangan masa kehidupan yang sebelumnya.
BACA JUGA: Tak Sempat Olahraga? Komunitas Semarang Runners Bisa Jadi Solusi di Kala Sibuk
“Di masa transisi itulah banyak fenomena baru tentang budaya moderenisasi itu sendiri. Vibes-nya berbeda sekali dengan zaman sekarang yang serba canggih. Nah, kami dan teman-teman rindu akan hal-hal yang terjadi di tahun 90-an,” katanya.
Sementara itu, Kahf Community Host Semarang, Deva Indra, menambahkan, pihaknya mengajak Komunitas Semarang 90’s untuk saling berbagi di bulan Ramadan bukan tanpa alasan.
Selain kampanye bertajuk Pejuang Berkahf, ia menilai bahwa Komunitas Semarang 90’s merupakan wadah yang tepat untuk mengajak masyarakat melakukan refleksi diri.
Dengan berkomunitas, masyarakat dapat mengendalikan diri dan menjadi versi terbaik dari diri sendiri.
“Kita harus mengendalikan hawa nafsu serta terus berupaya menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Oleh karena itu, berkomunitas adalah salah satu upaya dari Pejuang Berkahf untuk mengendalikan hawa nafsu dan mengendalikan diri,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi
Respon (1)