Ia pun menyebut, salah satu cara mencegah perundungan pada anak difabel adalah dengan menumbuhkan kesadaran pribadi. Ia meminta agar orang tua dapat senantiasa mengajarkan dan memberikan pemahaman terkait saling menghormati meski kepada anak difabel.
“Selain itu, yang sampai sekarang di upayakan seperti adanya Sekolah Ramah Anak (SRA), ramah HAM, ada program yang melarang anak-anak melakukan bullying, nah itu yang terus kita perjuangkan bersama,” lanjutnya.
Ajarkan kemandirian pada kaum difabel
Hampir sepuluh tahun membangun dan mempertahankan Roemah Difabel, Novi mengaku kerap kali menemui hambatan. Terutama masalah finansial.
Meski begitu, ia tak pernah patah semangat. Pada momentum hari internasional tersebut, kali ini, ia terus berupaya mengampanyekan agar kaum dengan kebutuhan khusus tersebut bisa masyarakat terima.
Hal tersebut terlihat dari banyaknya keterampilan yang diajarkan kepada anak-anak difabel di Roemah Difabel. Antara lain menjahit, melukis, kerajinan tangan, hingga bercocok tanam.
BACA JUGA: Hobi Merajut, Berawal dari Isi Waktu Luang Hingga Peluang Bisnis
“Saya terus berusaha supaya anak-anak bisa mandiri, mereka itu pola pikirnya dibawah rata-rata sehingga mereka kesulitan saat bekerja di perusahaan. Banyak hal yang tak sesuai dengan apa yang masyarakat harapkan,” tutupnya.(*)
Editor: Farah Nazila