“Pohon Phule salah satu pohon yang memproduksi oksigen 24 jam nonstop. Istilahnya Pohon Phule hidup dengan menghidupi yang lain, begitu juga nanti harapan untuk Kopi Phule,” imbuhnya.
Penamaan menu Kopi Phule pakai istilah budaya
Meski bernama Kopi Phule, namun menu andalan di sini ternyata bukanlah kopi. Govar mengatakan, menu andalan di tempatnya adalah kombinasi berbagai olahan rempah dengan mocktail. Sementara untuk makanan juga didominasi oleh makanan khas Indonesia dengan bahan dasar rempah-rempah.
“Kita juga ingin memperkenalkan rempah. Jadi ada rempah yang anget, ada es rempah yang seger, supaya gak cuma sepuh-sepuh yang wedangan, tapi juga anak muda,” ucapnya.
Sementara untuk nama menu pun tak jauh-jauh dari budaya. Mulai dari Tri Werna, Sido Asih, Ranu Pinanti, Akaruma untuk olahan rempah seger. Ada juga nama seperti Pudhak Dangu, Phule Aji, dan Njawani untuk olahan es kopi susu. Menurut Govar, nama-nama tersebut berasal dari nama-nama budaya Jawa seperti nama pusaka maupun nama batik.
“Jadi memang nggak sekedar nongkrong tapi juga mengenalkan budaya kita. Kita gak boleh lupa kalau kita ada di Jawa, di indonesia. Kita punya sejarah-sejarah yang harus kita pegang dan lestarikan sampai anak cucu kita,” tandasnya.
Harga menu di Kopi Phule cukup terjangkau. Untuk minuman berkisar Rp8 ribu hingga Rp26 ribu, sedangkan makanan mulai dari Rp26 ribu hingga Rp34 ribu saja.
Kopi Phule buka setiap hari, Senin-Jumat pukul 15.00 hingga 23.00 WIB dan Sabtu-Minggu pukul 11.00 hingga 23.00 WIB. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi