“Tetapi nanti kita syaratkan anaknya wajib ikut sekolah, bantuan itu seperti yang ada di Meksiko, Peru, negara kecil tetapi bisa melakukan itu,” sambungnya.
Program makan siang gratis buang-buang dana ratusan miliar
Dana Rp400 triliun yang Prabowo–Gibran elu-elukan untuk menjalankan program itu pun tak luput dari sorotan Iqbal. Ia menilai, dana itu akan terbuang sia-sia melalui program makan siang gratis tersebut.
“Semisal dana Rp500 ribu kali sejumlah orang miskin menurut BPS, itu ada 22 juta jiwa. Kita bulatkan menjadi 30 juta jiwa. Kemudian kali 12 bulan, itu sekitar Rp180 triliun. Ambil saja cukai rokok yang uangnya Rp230 triliun. Tidak perlu ngasih makan Rp400 triliun, itu ngawur dan berlebihan,” beber Iqbal.
BACA JUGA: Video Bambang Pacul Kritik Program Makan Siang Gratis Rp400 Triliun, Duitnya Siapa?
Melalui skema yang ia ajukan, Iqbal berharap bantuan rutin per bulan dalam bentuk ATM kepada rumah tangga prasejahtera tersebut dapat memunculkan perputaran uang dan menggerakkan perekonomian di desa.
“Ingat, itu tidak bisa diuangkan tetapi saat bertransaksi harus digesek (dengan kartu ATM). Bayangkan uang segitu berputar di desa. Kami Partai Buruh prinsipnya berbeda dengan tawaran susu gratis dan makan gratis,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi