Sementara itu, patung Srikandi menggambarkan semangat emansipasi perempuan. Ia terkenal sebagai sosok tangguh, tegas, dan terampil memanah – melambangkan keteguhan hati serta kemampuan perempuan untuk berdiri sejajar dengan laki-laki.
“Harapannya masyarakat bisa meneladani nilai-nilai dari dua tokoh ini dalam membangun Semarang yang lebih kuat dan berkarakter,” ucap Suwarto.
Menariknya, dua patung ini juga akan lebih canggih dengan hadirnya fitur kecerdasan buatan (AI). Pengunjung yang berdiri di dekat patung dapat berinteraksi dan mendapatkan gambar dengan tampilan menyerupai Bima atau Srikandi.
“Selain memperindah wajah kota, kami ingin menjadikannya spot baru di Semarang yang tidak hanya estetik tapi juga edukatif. Patung ini menjadi cara kami nguri-uri budaya Jawa dengan sentuhan teknologi modern,” pungkas Suwarto.
Dengan kehadiran patung Bima dan Srikandi, Jalan Pahlawan tidak hanya menjadi ikon sejarah perjuangan. Tetapi juga simbol harmoni antara kearifan lokal dan inovasi kota masa kini. (*)
Editor: Elly Amaliyah








