Melihat hasil survei yang menunjukkan tingginya popularitas pasangan nomor urut 02, PBNU meminta warga NU untuk memilih 02 agar Pilpres dapat berlangsung dalam satu putaran tanpa kekacauan.
“Instruksi ini bukan hanya untuk mengamankan suara paslon 02, melainkan untuk mengamankan bangsa dan negara. Jangan sampai terpecah belahnya negara, jaga keutuhan agama, dan hindari kelompok-kelompok yang menyimpang,” tegas KH Hanief.
Di lain pihak, Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama (NU) Australia dan Selandia Baru, Nadirsyah Hosen, menyatakan bahwa manuver PBNU mendukung Prabowo-Gibran melanggar garis besar perjuangan NU.
“PBNU TIDAK NETRAL? Prasangka atau Fakta? Koran Tempo sudah mengulas tuntas dengan bukti dan narasumber yang menghadiri pengarahan Rais Am dan Ketum PBNU soal dukungan kepada Paslon 02. Ini tentu meresahkan karena melanggar Khittah 1926,” tulis Gus Nadir, sapaan akrabnya, di X @na_dirs, Senin, 22 Januari 2024.
“Mari kita jaga marwah NU agar tidak terlibat dalam politik kekuasaan. Harus ada konsistensi antara retorika netral di mulut dan tindakan yang sesuai di lapangan,” tandasnya. (*)