“Adapun kelemahannya kadang konsumen tak puas. Seperti saat membeli barang secara online, produk yang dikirim tak sesuai dengan yang dipesan,” tandasnya.
Kepala Diskumperindag Kabupaten Semarang Heru Cahyono mengatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah program pembinaan terhadap UMKM di Kabupaten Semarang. Diantaranya di bidang produksi melalui sertifikasi produk, desain kemasan, diversifikasi produk, hingga optimalisasi teknologi. Selain itu, juga membantu dalam permodalan, pemasaran, perizinan usaha, dan mencarikan mitra kerja.
Menurutnya, sebanyak 500 an pelaku UMKM telah bergabung di UMKM Center yang menjadi asosiasi pelaku UMKM di Kabupaten Semarang. UMKM Center ini menjadi mitra kerja utama Pemkab Semarang dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM.
“Di Kabupaten Semarang tercatat ada 83.000 UMKM. Jumlah ini merupakan potensi yang besar. Pemkab Semarang sendiri sudah berupaya memberi akses permodalan UMKM melalui fasilitas kredit lewat BPR BKK setempat,” tandasnya.
Sementara Ketua Hamong Projo Kecamatan Bawen Nurgiyanto berharap adanya pola kerjasama UMKM dengan perusahaan-perusahaan besar yang ada di Kabupaten Semarang.
“UMKM ini perlu difasilitasi agar produknya bisa masuk ke outlet-outlet besar. Jika tak difasilitasi atau tak mendapatkan rekomendasi, produk UMKM akan sulit masuk,” kata Kepala Desa Polosiri tersebut. (adv)
editor: ricky fitriyanto