Semarang, 22/11 (BeritaJateng.tv) – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengenai Detailed Engineering Design (DED) Masjid Raya Mijen dan Underground Simpang Lima di Rooms Inc Hotel, Senin (21/11).
Hal ini dilakukan untuk mematangkan potensi Kota Semarang dalam merespon pembangunan yang semakin pesat dan banyaknya proyek strategis nasional (PSN) di sekitar Kota Semarang. Underground Simpang Lima sendiri masuk ke dalam PSN yang berarti proyek ini didukung oleh Pemerintah Pusat.
“Kota Semarang beruntung karena dengan adanya proyek strategis nasional seperti Kawasan Industri Terpadu Batang, Kawasan Industri Terpadu Kendal, hingga rencana pemindahan ibu kota negara di Kalimantan, menjadikan Semarang menjadi suatu pusat (letaknya di tengah-tengah). Beberapa waktu yang lalu Kota Semarang telah membuat city branding yang baru yakni Simpul Ekonomi Jawa,” ungkap Sekretaris Daerah Kota Semarang, Iswar Aminuddin.
Iswar menekankan jangan sampai Kota Semarang terlambat merespon setiap peluang yang tercipta dari pertumbuhan kawasan industri. Menurut Iswar, melihat perkembangan pembangunan kawasan industri di Jawa Tengah, beberapa investor tengah berminat untuk menjadikan Kota Semarang sebagai pusat logistik. Bahkan ada yang sudah mengajukan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) atau izin lokasi sebesar 250 hektare.
“Singapura bisa tumbuh padahal tidak punya apa-apa, itu karena logistiknya. Ini yang akan kita lakukan di Kota Semarang. Bahwa dengan pembangunan sebagai pusat logistik di Kota Semarang kita akan bisa berlari kencang. Untuk itu semua wilayah di kota harus kita pikirkan,” terang Iswar.