“Yang namanya berprestasi tidak lihat orangtuanya kaya atau miskin. Kalau mau ukurannya prestasi jangan dikasih embel-embel beasiswa berperstasi warga miskin tapi beasiswa anak muda Semarang berprestasi. Sebaliknya, mutlak hukumnya pemerintah membiayai adik-adik yang kemampuannya membayar kewajiban berat,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disdik Kota Semarang, Gunawan Saptogiri mengatakan, program bantuan pendidikan ini meliputi bantuan hibah dan bantuan sosial untuk yayasan, sekolah, dan siswa SD hingga perguruan tinggi. Sekaligus, penyerahan hadiah dan plakat untuk pengawas, kepala sekolah, dan guru berprestasi.
Total anggaran sebesar Rp 27,8 miliar. Hibah sekolah swasta gratis ada 33 TK dengan anggaran Rp 2 miliar lebih, 44 SD dengan anggaran Rp 10 miliar lebih, serta 33 SMP sebesar Rp 5 miliar lebih. Hibah untuk dewan pendidikan sebesar Rp 750 juta.
Beasiswa warga miskin untuk jenjang SD/MI sebesar Rp 2 miliar lebih, Rp 706 juta untuk SMP, dan Rp 637 juta untuk jenjang SMA/SMK.
Tak hanya itu, Disdik juga memberikan beasiswa berprestasi untuk warga miskin jenjang SD/MI sebanyak Rp 153 juta.
Kemudian, sebesar Rp 65 juta untuk SMP/MTS, serta Rp 76 juta untuk jenjang SMA/SMK.
Adapun beasiswa warga miskin berpresrasi tingkat perguruan tinggi ada 193 mahasiswa dengan total anggaran Rp 1,1 miliar.
“Prinsipnya, ini jumlah luar biasa hampir Rp 28 miliar secara keseluruhan. Ini untuk memajukan dunia pendidikan. Jumlahnya juga mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya,” ujar Gunawan.
Melalui program-program tersebut, kata dia, wali kota menghendaki agar tidak ada anak putus sekolah. Masyarakat yang tidak bisa masuk sekolah negeri tetap bisa menimba ilmu di sekolah swasta yang mendapat program gratis dari Pemerintah Kota Semarang. (Ak/El)